Oleh : Ummu Syam (Aktivis Dakwah)
Pengibaran bendera nasional Uni Emirate Arab oleh Israel kamis lalu disinyalir menjadi kode keras bahwa kedua negara tersebut telah resmi menjalin hubungan diplomatik. Uni Emirate Arab menjadi negara Arab ketiga yang menjalin hubungan penuh dengan Israel, setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.
Israel dan Uni Emirate Arab melalui Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan sepakat berdamai dan setuju menjalin hubungan diplomatik dalam perjanjian yang ditengahi Amerika Serikat. Israel dan Uni Emirate Arab diketahui sudah sejak lama memelihara hubungan terselubung dan gagasan untuk meresmikannya muncul beberapa kali dalam setahun terakhir. Kesepakatan ini diklaim akan memajukan upaya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
Persetujuan normalisasi ini membuat Israel setuju untuk menghentikan sementara waktu upaya aneksasi wilayah Palestina di Tepi Barat. Komitmen tersebut tertuang di bawah perjanjian perdamaian antara ketiga negara.
Kesepakatan ini menghembuskan kabar bahwa Uni Emirate Arab dan Israel akan berkolaborasi dalam pendidikan dan budaya. Bahkan, delegasi Israel dan Emirate akan bertemu dalam beberapa pekan mendatang untuk membahas investasi, pariwisata, penerbangan langsung, telekomunikasi, teknologi, kebudayaan, lingkungan, energi, keamanan dan pendirian kedutaan.
Sejumlah analis menilai kesepakatan ini bermakna kemenangan Trump dalam kebijakan luar negeri menjelang pemilihan presiden pada November mendatang. Hal ini juga sebagai nilai tambah bagi Perdana Menteri Benyamin Netanyahu yang disidang atas dugaan korupsi.
Kesepakatan ini adalah sebuah pengkhianatan besar, bukan hanya kepada Bangsa Arab tapi juga kepada seluruh kaum muslimin. Bahkan, kelompok Hamas menyebutnya kesepakatan ini sebagai "hadiah bagi pendudukan dan kejahatan yang dilakukan Israel" serta "menikam punggung rakyat kami". Kesepakatan yang diambil oleh Uni Emirate Arab akan menghancurkan mimpi pemerintahan nasional Palestina untuk membentuk negara independen pada masa mendatang, tindakan tersebut juga dinilai melanggar hukum internasional--pandangan yang telah didukung sebagian besar komunitas internasional.
Berkaitan dengan Israel yang mayoritas beragama Yahudi, kita harus ingat dengan sifat asli Yahudi yaitu pengkhianat. Dulu mereka mengkhianati Daulah Islam pada saat Perang Khandaq, bahkan Daulah Islam runtuh pun karena ada pengkhianatan dari seorang keturunan Yahudi, Mustafa Kemal.
Ingatlah wahai kaum muslimin! Bagaimana ambisiusnya Theodore Hertzl dalam mewujudkan mimpinya untuk membangun pemukiman Yahudi di tanah suci Palestina. Berkali-kali Theodore Hertzl memintanya kepada Sultan Abdul Hamid II dan berkali-kali pula ia mendapatkan penolakan.
_"Nasihati Dr. Hertzl supaya jangan meneruskan rencananya. Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Yahudi silakan menyimpan harta mereka._
_Jika Daulah Khilafah Ustmaniyah dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Daulah Islamiyyah._
_Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selama kami masih hidup."_
Dan sekarang justru umat Islam melalui Uni Emirate Arab membangun hubungan diplomatik dengan Israel, bahkan ada kemungkinan besar negara-negara teluk lainnya akan mengikuti jejak Uni Emirate Arab. Jazirah Arab sedang dicengkram dua kekuatan sekaligus: Amerika dan Israel.
Membangun kerjasama dengan Israel sama saja dengan memberikan darah dan menodai kehormatan umat Islam khususnya umat Islam di Palestina tanpa membayar harganya.
Ketika umat Islam di Palestina mati-matian mempertahankan tanah air mereka, saudaranya di negeri tetangga justru bermanis mesra dengan musuh. Musuh yang telah membombardir rumah, sekolah dan rumah sakit mereka, musuh yang sudah membuat mereka terlockdown dari dunia luar. Untuk kesekian kalinya harga diri umat Islam dipermainkan!
Allah SWT berfirman :
Ù„َـتَجِدَÙ†َّ اَØ´َدَّ النَّا سِ عَدَاوَØ©ً Ù„ِّـلَّذِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُوا الْÙŠَÙ‡ُÙˆْدَ Ùˆَا Ù„َّذِÙŠْÙ†َ اَØ´ْرَÙƒُÙˆْا ۚ ...
_"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik... (QS. Al-Ma'idah (5) : 82)_
Seandainya seluruh kaum muslimin utamanya para pemimpin Bangsa Arab sadar akan permusuhan yang dilakukan mereka, tentulah kesepakatan apapun tidak akan terjadi. Dan seandainya seluruh kaum muslimin sadar bahwa kesengsaraan hidup yang mereka rasakan akibat dari tidak adanya perisai umat yaitu Daulah Khilafah Islamiyyah, tentunya seluruh kaum muslimin akan sama-sama berjuang menegakkannya. Bukan hanya untuk membebaskan Palestina tapi juga membebaskan seluruh negeri-negeri Islam. Ah, begitu banyak PR umat Islam, dan begitu banyak tugas para pengemban dakwah!
Sumber :
https://m.cnnindonesia.com/internasional/20200816140135-120-536300/hamas-sebut-perdamaian-uea-israel-menikam-rakyat-palestina.
https://www.kompas.com/global/read/2020/08/16/172058470/berdamai-sambungan-telepon-israel-uea-mulai-berfungsi?page=all
https://www.kompas.com/global/read/2020/08/16/172058470/berdamai-sambungan-telepon-israel-uea-mulai-berfungsi?page=all
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/dunia-53772559.amp