Oleh: Lu'luil Maknunah dan Suryawati (Member SWI area Bangil)
Krisis moral generasi muda semakin menjamur dengan beragam kejadian di negeri ini. Moral menurut KBBI adalah baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila. Bukankah generasi muda merupakan para penerus yang akan membangun peradaban? Masa muda adalah masa yang penuh gejolak. Tak bisa dipungkiri derasnya arus kebebasan dalam kehidupan saat ini memperngaruhi pola pikir dan perilaku remaja muslimah. Ada sebagian menganut motto hidup kecil dimanja, muda foya foya, tua kaya raya, mati masuk surga.
Dalam sebuah hadist Rosululloh bersabda,"Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”(HR. At-Tirmidzi). Pentingnya masa muda dengan tenaga yang kuat, pikiran fresh, semangat membara adalah karunia Alloh harus dimanfaatkan secara optimal. Generasi muda muslim adalah tongkat estafet bagi kelangsungan dakwah Islam. Semua yang kita lakukan dalam hidup pasti akan dimintai pertanggungjawaban olehNya. Jangan sia-siakan masa mudamu. Jangan panjang angan-angan. Kita tak pernah tahu apakah nanti kita bisa hidup sampai tua? sehat sampai tua? Semua itu ada ditangan Alloh. Jadi selagi muda manfaatkan untuk beramal sholeh. Senantiasa taat pada aturan Alloh dan mengambil bagian sebagai generasi penerus yang dicintai Alloh dengan menjadikan akhirat sebagai orientasi hidup.
/Empat Pelaku Perbaikan Moral Generasi/
Karenanya, krisis moral akan dapat teratasi dengan kokohnya pemahaman cinta kepada Alloh melalui sistem Islam Kaffah. Lantas siapakah yang harus berperan dalam memperbaiki krisis moral saat ini?
1. Keluarga. Keluarga terutama ibu merupakan salah satu orang yang sangat berperan dalam mencetak moral setiap generasi, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, ibu adalah orang pertama yang akan kita ikuti segala ajarannya, orang yang pertama yang akan kita tiru perlakuannya.
2. Lingkungan. Lingkungan yang baik, maka akan melahirkan generasi yang baik pula, pun sebaliknya, lingkungan yang kurang baik maka akan melahirkan generasi yang kurang baik pula. Lingkungan juga memegang peran penting dalam mewujudkan moral yang baik bagi para generasi muda. Karena para generasi muda kesehariannya sudah pasti berkecimpung di dalam suatu lingkungan.
3. Sekolah dan Guru. Sekolah merupakan tempat dimana kita di ajarkan tentang akhlak, etika, serta moral yang baik. Begitu juga seorang guru, sesuai dengan nama yang telah disematkan yakni guru di gugu dan ditiru. Guru adalah seorang pengajar yang seharusnya mampu mendidik moral para generasi muda.
4. Negara. Negara mempunyai peran paling penting dari segala pemegang peran diatas karena apalah daya meski mempunyai keluarga, lingkungan, dan pendidikan yang baik ketika sebuah negara tak mendukung akan hal tersebut maka semuanya akan sia-sia. Semua tak akan pernah ada gunanya, karena pada hakikatnya segala aspek kehidupan berada dibawah kendali negara. Lalu bagaimana dengan indonesia? Apakah Indonesia sudah melihat serta mengatur bagaimana kondisi para generasi penerusnya? Apakah Indonesia sudah mampu melahirkan generasi-generasi yang seperti imam syafi'i, seperti Muhammad Al-fatih? Masih menjadi pertanyaan bukan?
Lantas bagaimana bisa kita mampu melahirkan para generasi-generasi hebat jika kita hidup di bawah sistem yang dibuat oleh bukan ahlinya, seperti saat ini bagaimana mungkin sebuah negeri akan melahirkan para generasi hebat jika masih berpegang erat pada sistem yang bebas, sistem yang memisahkan antara agama dan kehidupan? Ketika lalai tanggung jawab untuk melahirkan para generasi yang mumpuni, generasi pembawa ke arah kejayaan maka para generasi akan hidup tanpa aturan, mereka dengan bebas menyalurkan nalurinya, tak terkendali, tak memiliki pondasi yang kuat untuk mereka pegang.
Seperti yang tengah melanda negeri kita sekarang ini, betapa generasi muda sangat krisis moral. Namun terjadinya peristiwa tersebut tidaklah mutlak karena kesalahan para generasi muda tapi juga akibat kurangnya pengawasan dari pihak yang berkaitan lainnya. Generasi muda harus dibentengi dengan akidah yang kuat, lingkungan yang kondusif, tsaqofah Islam yang utuh, ilmu pengetahuan lainnya yang dibutuhkan untuk mengokohkan pemahamannya sebagai generasi pemegang peradaban.
Semoga negeri ini segera membaik dan kembali memahami pentingnya penerapan Islam Kaffah dengan maksimalnya 4 pelaku di atas. Oleh karenanya, menjadikan Islam bukan hanya sebagai agama namun juga sebuah aturan yang utuh dan menyeluruh bagi kehidupan. Hanya Islamlah yang akan mampu mengembalikan mulianya peradaban Islam disertai generasi pilihan penerus kejayaan Islam.
Bismillah, Ayo pejuang, kalau bukan dari sekarang kapan lagi, kalau bukan dari kita lalu siapa lagi? Wallahu'alam []