Oleh: Wafi Mu'tashimah
(Siswi SMAIT al-Amri)
Resesi ekonomi menjadi 'momok' menakutkan bagi negara seperti lndonesia. Beberapa waktu lalu, negeri tetangga kita Singapura telah merasakannya. Hal ini disebabkan Virus Corona yang terus mengganas.
Dilansir dari detik.finance, dalam peluncuran laporan Bank Dunia untuk ekonomi lndonesia Juli 2020, tak ada jaminan bagi ekonomi lndonesia terbebas dari resesi. Ekonomi lndonesia bisa mengalami resesi jika infeksi Covid-19 bertambah banyak. Terlebih lagi, Presiden Jokowi beberapa kali mengingatkan menterinya akan ancaman tersebut.
Menanggapi hal ini, Ekonom Institute for Deveplopment of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan masyarakat harus berhemat mulai dari sekarang untuk menyiapkan dana darurat selama resesi. Sebab tidak ada yang mengetahui sampai kapan jika resesi benar terjadi.
Disisi lain, resesi ibarat sebuah jurang. Kemudian ada dua orang didekatnya, Sibesar dan Sikecil. Saat mendekati jurang, Sikecil tak sengaja jatuh dan berpegangan pada akar pohon. Anehnya, sibesar tak membantunya. Ia berkata, "Lepaskan saja, simpan energimu untuk memanjat tebing nanti". Bahkan ia duduk manis dan memakan habis bekal mereka berdua.
Begitulah kira-kira gambaran penguasa saat ini. Miris. Aneh. Apakah bukan egois namanya? Menyuruh sesuatu pada orang lain, sedangkan mereka sendiri tak melakukannya. Rakyat sedang sengsara. Akan tetapi, para penguasa dan kroninya terus bergelimang harta.
Bukankah yang seharusnya berhemat adalah mereka? Para pejabat yang cenderung glamour. Bergaji puluhan juta hasil dari menghisap darah rakyat. Menghambur-hamburkan uang tuk hal yang tak berguna. Bukannya rakyat yang terus menderita.
Sebelum wacana resesi saja, ekonomi lndonesia sudah sangat hitam. Kemiskinan, pengangguran, anak putus sekolah dimana-mana. Seolah menjadi fenomena sosial yang terus melekat pada negeri +62.
Ketauhilah, kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh permasalahan struktural. Problem yang bersumber dari sistem kapitalisme yang bercokol dinegeri ini. Karena sistem ini, lndonesia tak bisa mandiri.
Saat ini, Indonesia terus saja tak lepas dari intervensi asing. Seperti boneka yang digerakkan dengan tali oleh tuannya. Sehingga dalam bidang ekonomi pun, diserahkan pada mereka. Kekayaan negeri yang menjadi hak rakyat dieksplotasi oleh asing dan antek-anteknya. Sehingga negeri ini juga tak akan bebas dari ancaman jurang resesi..
Kini, cara satu-satunya untuk mengakhiri semua problematika, termasuk dalam segi ekonomi adalah mencampakkan sistem kufur kapitalisme. Serta mennggantinya dengan sistem yang jauh lebih baik.
Sistem itu tidak lain adalah lslam. Hanya aturan lslam yang mampu menyelesaikan seluruh problematika ummat tanpa terkecuali. Solusi yang tuntas, efektif dan cocok disetiap tempat dan waktu. Sebab, ia berasal dari penciptanya manusia. Allah SWT. berfirman:
" Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya". (TQS. ali Imron: 19)
Dengan aturan lslam semua masalah ekonomi akan terhenti. lndonesia akan mampu untuk membangun ekonominya secara mandiri. Tak akan ada campur tangan asing lagi. Dan semua hak rakyat akan terpenuhi.
Berikut ini solusi lslam dalam mengatasi masalah ekonomi menurut KH. M. Shiddiq Al-Jawi:
Pertama, mengatur kepemilikan dan pengelolaan sumberdaya alam sesuai syari'at lslam. Hanya negara yang berhak mengelola sumber daya alam yang menjadi milik umum (milkiyyah 'ammah). Seperti tambang minyak dan gas, tambang tembaga dan emas, dan sebagainya. Korporasi swasta apalagi korporasi swasta asing tidak dibolehkan secara mutlak mengeksploitasi sumberdaya alam milik umum. Syekh Taqiyuddin an-Nabhani telah menegaskan:
"Adapun pengelolaan kepemilikan, maka untuk kepemilikan umu pengelolaannya menjadi kewenangan negara karena negara adalah wakil dari umat." (Taqiyuddin an-Nabhani, An-Nidzom al-Iqtishadi fi al-lslam, hlm. 68)
Saat Khilafah berdiri, Khilafah akan mengambil-alih tambang-tambang yang selama ini dikelola oleh korporasi asing. Seperti tambang emas dan tembaga di Papua yang dikelola PT Freeport. Dengan demikian pendapatan besar dari tambang yang selama ini dinikmati asing akan dialihkan untuk kesejahteraan ummat.
Kedua, menghentikan utang luar negeri (al-qurudh al-ajnabiyah). Baik dari lembaga keuangan internasional seperti bank dunia atau IMF maupun utang dari negeri lain. Pasalnya, selama ini utang luar negeri tidak lepas dari dua hal yang diharamkan dalam lslam, yaitu:
(1) Adanya syarat-syarat yang menghilangakan kedaulatan ekonomi negara peminjam. Hal ini diharamkan sesuai kaidah syari'ah, "Al-Wasilah ila al-harami haramun (Sarana menuju yang haram, hukumnya hatam juga)." Utang luar negeri terbukti telah menjadi sarana bagi kaum kafir untuk mendominasi umat Islam sehingga hukumnya haram (QS. an-Nisa': 141).
(2) Adanya bunga yang jelas-jelas diharamkan dalam lslam. (QS. al-Baqarah: 275) (Abdurrahman al-Maliki, As-Siyasah al-Iqtishadiyah al-Mutsla, hlm. 83; At-Ta'rif bi Hizb at-Tahrir, hlm. 126)
Syaikh Abdurrahman al-Maliki dengan tajam mengatakan bahwa utang luar negeri sebenarnya bukanlah bantuan, melainkan senjata politik ditangan negara donor untuk memaksakan politik dan pandangan politik atas negara debitor (Abdurrahman al-Maliki, As-Siyasah al-Iqtishadiyah al-Mutsla, hlm. 202). Pernyataan tersebut mendapat konfirmasi dari Presiden AS John F. Kennedy pada tahun 1962 yang menyatakan, "Bantuan luar negeri merupakan suatu metode yang dengan itu Amerika Serikat mempertahankan kedudukannya yang berpengaruh dan memiliki pengawasan diseluruh dunia..." (M. Dawan Rahardjo (Ed.), Kapitalisme Dulu Dan Sekarang, [Jakarta: LO3ES, 1987], hlm.120)
Ketiga, menghentikan investasi asing yang bertentangan dengan syariah. Misalnya, investasi asing pada sektor-sektor milik umum, seperti pertambangan. Ini haram kerena sektor umum hanya boleh dikelola oleh negara saja, bukan yang lain.
Keempat, menghentikan segala bentuk hubungan dengan negara-negara kafir yang sedang memerangi umat lslam (daulah muhariban fi'lan). Seperti lsrael dan Amerika Serikat. Pasalnya, ada hubungan dengan negara-negara kafir seperti itu, misalnya hubungan diplomatik, hubungan budaya dan hubungan dagang, berarti menghentikan jihad fii sabilillah untuk melawan negara-negara kafir yang nyata-nyata telah memerangi umat lslam ( QS al-Baqarah: 190; QS al-Anfal: 39) (At-Ta'rif bi Hizb at-Tahrir, hlm. 127)
Keenam, menghentikan keanggotaan dalam blok-blok perdagangan kapitalis seperti NAFTA, AFTA, MEA, dan sebagainya. keanggotaan dalam blok-blok seperti ini hukumnya haram karena: (1) telah terbukti mendatangkan dharar (bahaya) bagi umat lslam, yaitu mendominasi perekonomian dalam negeri; (2) adanya peraturan perdagangan yang bertentangan dengan syariah lslam (At-Ta'rif bi Hizb at-Tahrir, hlm. 127).
ketujuh, membangun ketahanan pangan, yaitu memenuhi kebutuhan pangan bagi negeri sendiri melalui peningkatan produksi pangan dan impor bahan pangan. Peningkatan produksi pangan dilakukan melalui cara mengolah tanah pertanian secara optimal dengan memanfaatkan sains dan teknologi modern. Sedangkan impor bahan pangan diperbolehkan secara syariah asalkan tidak boleh menimbulkan dominasi asing atas umat lslam. ( QS an-Nisa': 141)
Kedelapan, mencetak mata uang emas (dinar) dan perak (dirham). Hal ini hukumya wajib atas negara Khilafah meskipun antar individu rakyat tidak wajib menggunakan dinar dan dirham dalam muamalah antar individu. Penggunaan dinar dan dirham dalam perdagangan internasional akan memberikan kemandirian ekonomi yang sangat kuat bagi negara (Taqiyuddin An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dutsur, 2/146).
Kesembilan, menghapus seluruh lembaga keuangan kapitalis, seperti perbankan, asuransi, pasar modal, Perseroan Terbatas (PT), dan sebagainya. Alasannya, karena lembaga-lembaga tersebut tidak disyariatkan lslam. Selain itu, lembaga-lembaga tersebut telah menjadi instrumen dominasi yang dimanfaatkan oleh kapitalisme global untuk melakukan penjajahan ekonomi atas umat lslam.
Inilah solusi lslam dalm mengatasi ekonomi negeri. Mau buktinya? bukalah buku sejarah dan tengoklah kegemilangan Khilafah lslamiyah dimasa lalu. WaLlahu a' lam bishowab.[]