Oleh: Desi Wulan Sari
Pengorbanan pejuang kemerdekaan adalah buah hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Setelah merdeka, maka tugas negara selanjutnya adalah mensejahterakan kehidupan rakyat. Mewujudkan kemakmuran dengan berbagai kekayaam sumber daya alam yang tersedia. Diolah oleh negara dan hasilnya dikembalikan lagi kepada seluruh rakyat.
Itulah potret ideal sebuah negara pasca kemerdekaan. Sejatinya jika sebuah negara diserahkan kepada sistem yang tepat, maka terwujudlah potret ideal negara tersebut. Tetapi, bagaimana jika yang mengarur jalannya pemerintahan diatur oleh sistem yang dirancang oleh manusia yang pastinya penuh "try and error". Layaknya sistem kapitalis saat ini, telah banyak membuktikan kegagalan dan kerusakan di dalamnya.
Jadi, bagaimana dengan teriakan para pejuang kita dulu " Merdeka atau Mati!" Mempertahankan integritas bangsa, negara, dan rakyat untuk memiliki kebebasan hidup tanpa ada penjajahan fisik di dalamnya.
Hari ini, melihat potret buram negara yang penuh dengan karut marut problematika umat, mulai dari kondisi pemerintahan yang mulai menurun kredibilitasnya akibat korupsi, penyalahgunaan wewenang, kekuasaan oligarki, bahkan keberpihakan pada pemilik modal besar. Dan berakibat menyeret masyarakat untuk ikut pada aturan yang dikeluarkan penguasanya, sudah pasti kebijakan ala kapitalisme yang mencekik hidup rakyat dengan cara halus, bahkan terkadang memaksakan. Lihatlah begitu banyak rakyat miskin, minimnya lapangan pekerjaan, kebutuhan rakyat kecil yang diabaikan hingga tidak bisa makan secara layak, rumah tidak layak huni, kesehatan mahal, pendidikan dengan biaya setinggi langit, bahkan fasilitas umum semua harus berbayar. Padahal kekayaaan alam yang negeri ini miliki sangatlah berlimpah.
Akankah Merdeka atau Mati! Berubah menjadi Korbankan Kemerdekaan daripada Mati?
Benar, kemerdekaan hakiki belum terwujud. Penjajahan dengan wajah baru masih berlangsung. Lihatlah sistem perekonomian kita masih harus tergantung pada para penguasa kapitalis. Sumber daya alam negara dikeruk sesuka hati oleh asing, harga-harga bahan pokok diatur oleh para korporat yang besekongkol dengan pemodal asing. Sistem pendidikan yang selalu bermasalah dengan kurikulum yang tidak jelas tujuannya, bahkan lahan pertanian tak lagi mampu bertahan karena tergusur oleh industrial besar disana sini, ketidakberpihakan sistem kapitalis pada rakyat membuat rakyat menderita, rakyat tercekik pada himpitan ekonomi hingga sosial, bahkan bisa sampai pada sebuah kematian. Maka salahkah rakyat jika kerap Kali bersuara memiinta keadilan?
Rakyat tetap ingin merdeka lahir dan batin. Kematian datang bukan akibat penjajahan-penjajahan gaya baru yang dihadirkan kapitalisme sejati. Saatnya kemerdekaan hakiki hadir, mewujudkan impian dan harapan para pejuang kemerdekaan yaitu kemakmuran rakyat, negeri penuh keberkahan, dan pemimpin yang selalu berpihak pada rakyat.
Maka jangan sia-siakan teriakan lantang para pejuang kemerdekaan menggema di bumi nusantara " Allah Akbar! " "Merdeka atau Mati! " Berikan hak para pahlawan kemerdekaan dengan mewujudkan kemerdekaan hakiki, yaitu dengan sistem yang memang Allah persiapkan bagi makhlukNya di muka bumi. inilah sistem Islam rahmatan lil al'aamiin yang senantiasa berpegang teguh pada syariat Allah, yaitu berdasarkan AlQuran dan Alhadist. Walllahu a' lam bishawab. []
Dirgahayu Negeriku ke 75 Tahun.