Maraknya Aksi Pencurian, Bukti Penguasa Tak Tepat Mengambil Kebijakan



Annisa Nurul Zannah


Peningkatan kasus kejahatan pencurian diberbagai daerah di Indonesia membuat rakyat kian menjerit. Bukan tanpa alasan, selain himbauan dari pemerintah untuk tetap berdiam diri di rumah yang sudah membuat rakyat pusing dengan keuangan rumah tangga, ditambah lagi dengan banyaknya aksi pencurian yang semakin membuat rakyat cemas. Jelas bukan hanya mental rakyat saja yang dibuat down, namun fisikpun akan ikut terancam.

Melonjaknya data kasus pencurian ini membuat sebagian rakyat mempertanyakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah, yakni membebaskan napi dengan dalih sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Karena beberapa dari aksi kejahatan yang terjadi, pelakunya ialah para napi yang dibebaskan tadi. Hal ini sontak membuat publik semakin bertanya-tanya dan berpikir bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah dirasa kurang tepat dan terkesan tergesa-gesa. Dengan kata lain, pemerintah seolah bermain-main dengan kebijakan, yang mana kebijakan tersebut menyangkut keselamatan seluruh lapisan masyarakat. Selama masa pandemi Corona ini, terjadi peningkatan angka kejahatan sekitar 11,8 persen, menurut Kombes Asep Adi Saputra selaku Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum). Jika kita teliti lebih mendalam lagi, kasus kejahatan yang terjadi khususnya aksi pencurian ini tidak lain dilatarbelakangi oleh sulitnya kebutuhan pokok yang didapat. Hal ini dapat ditinjau dari beberapa kasus yang mayoritas pelakunya menargetkan minimarket dan toko yang menjual kebutuhan sehari-hari.

Dari sini kita bisa memahami bahwa pemerintah berorientasi pada pengambilan kebijakan sekuler yang hanya menyelesaikan dampak fisik semata, ini tak hanya membuat buruknya pandangan rakyat terhadap penguasa, namun juga berimbas pada rusaknya tatanan hidup rakyat dari berbagai aspek. Rakyat yang seharusnya mendapatkan fasilitas yang memadai, pengurusan yang maksimal dan pengayoman yang baik. Malah harus menanggung segala masalah yang sebenarnya bukan pure seluruhnya beban rakyat. Dalam pandangan islam, hal ini sama sekali tidak dibenarkan. Sebab dalam Islam, nyawa rakyat sangatlah berharga. Maka dalam ranah perpolitikan islam sangat memperhatikan bagaimana kebutuhan tiap-tiap jiwa dapat terpenuhi sebagaimana mestinya. Tidak akan ada lagi kasus rakyat yang menjerit kelaparan, stress hingga bunuh diri. Sebab seluruh problematika rakyat, telah diatur oleh pemerintahan Islam.


*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama