MEMAKSIMALKAN FUNGSI IBU DI MASA PANDEMI COVID-19



Mamay Maslahat, S.Si., M.Si.
Dosen di Bogor

Perubahan status bencana non alam berupa serangan wabah Covid-19 dari status endemik di Kota Wuhan China menjadi status pandemik di seluruh dunia, telah berdampak kepada seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengintruksikan agar kegiatan belajar mengajar (KBM) baik di tingkat dasar ataupun perguruan tinggi dilakukan secara daring (dalam  jaringan) tidak diperkenankan tatap muka secara langsung di sekolah/kampus. Begitu juga dengan para guru dan dosen, mereka melakukan kegiatan kerja di rumah (Work From Home/WFH). 

Belum ada satu bulan KBM ini dilaksanakan di rumah, sudah banyak keluhan masyarakat yang disampaikan kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia  (KPAI) diantaranya anak-anak stress dikasih banyak tugas oleh para guru (Detiknews, 18 Maret 2020) hingga stress yang dialami oleh para ibu di rumah dan beragam kendala pembelajaran dari rumah akibat corona dirasa murid, orang tua, dan guru (Republika.co.id, 18 maret 2020). Berdasarkan hal ini KPAI meminta Dinas Pendidikan melakukan evaluasi terhadap para guru, dan Komisioner KPAI Bidang Pendidikan menduga banyak guru tidak memahami konsep belajar dari rumah atau home learning.

Tidak dipungkiri, “stress” ini  terjadi karena ketidaksiapan orangtua terutama  ibu dalam mendampingi kegiatan pembelajaran anak-anaknya di rumah sehingga perlu peningkatan pemahaman ibu terhadap posisi dan perannya bagi perkembangan pendidikan anak-anaknya.  Ibu adalah anugerah mulia yang diberikan Sang Pencipta untuk seorang wanita, tidak semua wanita dapat menjadi ibu, oleh karenanya maka para ibu harus mensyukuri dan memaksimalkan peran serta fungsinya sebagai ibu. Sayangnya, dengan adanya arus kesetaraan gender yang begitu deras menghantam wanita di seluruh dunia tidak terkecuali wanita Indonesia, maka banyak ibu di negeri ini lupa akan peran dan posisi mulianya sebagai ibu.

Para ibu saat ini banyak yang beralih ke sektor publik, bersaing dengan para bapak bergulat dalam kancah ekonomi dengan dalih “pemberdayaan wanita”. Bahkan data menyebutkan bahwa 2/3 ekonomi keluarga ditopang perempuan. Ketika para ibu sibuk di urusan publik, lalu siapakah yang menggantikan peran dan posisi ibu di dalam keluarga, sebagai Ummu Warobatul Baith dan pendidik  generasi. Sistem ekonomi kapitalis yang didukung oleh propaganda Gender, bertanggungjawab terhadap runtuhnya tatanan dalam keluarga.

Para ibu seharusnya menyadari bahwa masa physical distancing ini, dapat dijadikan sebagai sarana mendekatkan diri pada keluarga dan menanamkan nilai-nilai utama untuk pembentukan kepribadian islam generasi. Sebagaimana tujuan sistem pendidikan Islam yaitu untuk membangun kepribadian anak didik baik laki-laki ataupun perempuan berdasarkan Islam. Hal ini diwujudkan melalui penanaman akidah, pemikiran, dan perilaku Islam sehingga anak-anak menjadi Muslim yang menempatkan Islam sebagai satu-satunya dasar bagi seluruh pemikiran, keinginan dan tindakannya.

Tidak ada kata terlambat bagi para ibu untuk memantaskan diri sebagai pendidik generasi, madrasah dan pilar utama dalam proses pendidikan bagi putera puterinya. Beberapa bekal yang dapat kembali dipersiapkan untuk melaksanakan amanah yang mulia ini diantaranya adalah:

Iman dan taqwa; bekal utama seorang ibu, tidak akan pernah seorang ibu menjadi pendidik dan sekolah yang unggul tanpa dibekali iman dan taqwa.

Ilmu dan pengalaman; yang dimaksud adalah ilmu tentang pendidikan islami anak, hal ini bisa digali dengan banyak membaca, belajar dari orang-orang yang berilmu atau aktif dalam forum-forum kajian yang mebahas hal ini.

Sabar dan tawakal; mendidik anak adalah pekerjaan yang tidak mudah, terdapat banyak hambatan dan rintangan dalam prosesnya, dengan sabar dan tawakal akan diperoleh hasilyang maksimal dalam mendidik anak.

Doa dan keikhlasan, tidak ada senjata yang paling ampuh kecuali doa yang diiringi dengan usaha maksimal. Doa seorang ibu yang diliputi keikhlasan pada Allah akan mengantarkan anak-anaknya menraih kesuksesan dan ridho Allah SWT.
Keteladanan; diperlukan keteladanan yang baik dari seorang ibu sehingga ibu akan menjadi  contoh riil bagi anak-anaknya. 
Semoga adanya wabah pandemik ini telah menyadarkan para ibu terhadap fungsi dan perannya, dan menyadari pula bahwa hanya dengan menegakkan aturan Allah lah, wanita akan dimuliakan. Wallahu alam.[]


*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama