Islamophobia Lebih Mematikan dari Corona




Puji Ariyanti
(Pemerhati Generasi)

Di tengah pandemik covid, umat Islam di berbagai negeri menjadi korban tindakan diskriminasi dan kebencian non muslim. Muslim dituduh menjadi sumber sebaran wabah seperti yang terjadi pada kasus Jamaah Tablig, yang sengaja dihembuskan menyebar virus untuk membunuh non muslim.

Seperti dilansir REPUBLIKA.CO.ID, LONDON, Kelompok-kelompok sayap kanan telah mengambil keuntungan dari ketakutan orang-orang terhadap pandemi covid-19, melalui teori konspirasi dan disinformasi dengan menjelek-jelekkan kaum Muslim, dan menyebarkan propaganda Islamofobia. Di Inggris, polisi kontraterorisme telah menyelidiki puluhan kelompok sayap kanan yang dituduh memicu insiden anti-Muslim selama beberapa pekan terakhir.

Di Amerika Serikat, situs website sayap kanan telah menyebarkan propaganda anti-Muslim secara daring. Sementara di India, para ekstrimis menyalahkan seluruh populasi Muslim di negara itu.  Ekstrimis mengklaim: muslim sengaja menyebarkan virus. Dengan tagarnya  #corona-jihad, #BioJihad, atau #MuslimMeaningTerrorist yang digunakan untuk menyebar teori konspirasi bahwa umat Islam sengaja menggunakan virus corona sebagai senjata melawan India.

Konten penyebaran informasi palsu dan kebencian menyebar semakin mengkhawatirkan. Hal ini karena banyak orang tinggal di rumah, mereka sering mendapatkan berita dan bersosialisasi secara daring.

Wabah corona memberikan kesempatan kepada kaum pembenci Islam mengobarkan kembali kebencian terhadap kaum muslimin. Saat dunia berupaya melawan virus corona, dan berlomba mencari obat mereka justru memanfaatkannya untuk menebar Islamofobia.

/Mengapa harus Islam dan kaum muslimin yang selalu mendapat diskriminasi?/

Padahal saat pandemi terjadi, umat Islamlah yang terdepan mematuhi aturan dan protokol kesehatan. Tanpa diminta, masjid disterilisasi dengan membatasi pergerakan jamaah dan kegiatan yang mengundang banyak orang.

Islamofobia adalah penyakit akut masyarakat sekuler yang mengkampanyekan antidiskriminasi dan kesetaraan. Faktanya, selalu muncul kasus-kasus islamofobia yang dilakukan oleh kelompok yang terorganisir bahkan menjadi bahan kampanye para politisi.
Masyarakat serta generasi mudanya dikondisikan terpapar pemikiran sekuler terus menerus oleh negara-negara kafir penjajah dan antek-anteknya, sehingga Islam menjadi agama intoleran, antikebhinnekaan, dan predikat negatif lainnya bagi pemeluknya.

Dengan propaganda yang terus menerus dihembuskan membuat kaum muslimin satu dengan lainnya tidak bersatu dan saling curiga. Tujuannya agar mereka tetap lemah, tak berdaya dan mudah dijajah. Muslim kini jumlahnya  banyak, tetapi seperti buih di tengah lautan. Inilah yang menjadi bukti kerusakan masyarakat sekuler dan kegagalan sistem menciptakan integrasi/keharmonisan masyarakat.
Lalu bagaimana mengakhiri Islamofobia? Islamofobia hanya bisa diakhiri ketika Islam diterapkan secara sempurna oleh sebuah negara yang disebut dengan Daulah Khilafah yang dipimpin oleh seorang Khalifah. Dasar negaranya akidah Islam, dimana akidah Islam dijadikan dasar sumber hukum, serta pemikiran yang sempurna.

Peradaban Islam dijadikan nafas kehidupan baik muslim maupun non-Muslim. Sehingga kaidah serta standart berpikir sama antara muslim ataupun non-Muslim. Akidah Islam juga menjadi kepemimpinan berpikir bangsa-bangsa yang hidup di bawah naungan khilafah. Begitulah kira-kira gambaran kehidupan dalam daulah Islam.

Penerapan sistem Islam tersebut telah dicontohkan secara nyata oleh Rasulullah saw yang dilanjutkan para sahabat dan Khalifah sesudahnya. Dalam negara Daulah tidak ada diskriminasi antara Muslim dan non-Muslim sebagai warga negara. Mereka dijamin sandang, papan dan pangannya oleh negara. Juga pendidikan, kesehatan dan keamanannya pun dijamin.

Keberhasilan Islam lainnya adalah meleburkan rakyat yang hidup di bawah naungan negara khilafah, walaupun mereka sangat heterogen dan majemuk. Mereka dilebur dalam satu wadah, masyarakat dan negara.Oleh karena itu umat Islam harus segera bangkit dan bersatu, jangan mau diadudomba. Penerapan syariat Islam adalah satu-satunya solusi agar Islamofobia segera pergi.
Wallahu'alam Bissawab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama