Benarkah Khilafah Mampu Menjadi Vortex politik islam ?



Oleh: Retno Kurniawati
(Analisis Muslimah Voice)

Mengkorek-korek politik di tengah sebuah wabah yang bikin panik namun tentu tetap menarik. Politik yang di emban oleh negara Indonesia saat ini sudah banyak yang faham yaitu pada hakekatnya demokrasi. Dan demokrasi adalah kedaulatan ada di tangan rakyat yang berwewenang membuat hukum sesuai dengan kehendak mereka berdasarkan suara mayoritas. Rakyat memiliki kesetaraan hak dan bebas menyuarakan pendapatnya. Jadi demokrasi itu adalah sistem pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Seolah-olah mulia dan beradab.

Sebagai negara demokrasi, pemerintahan Indonesia menerapkan teori trias politika. Apakah itu trias politika?. Trias politika adalah pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang yang memiliki kedudukan sejajar. Ketiga bidang tersebut yaitu yang pertama Legislatif bertugas membuat undang undang. Kedua adalah Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-undang. Dan yang ketiga adalah Yudikatif bertugas mempertahankan pelaksanaan undang-undang.

Demokrasi diperlengkap dengan liberalisme. Semuanya serba bebas. Dimana ada kebebasan seseorang dalam berbuat, kebebasan berpendapat, kebebasan dalam kepemilikan, dan kebebasan dalam keyakinan atau beragama (pindah keyakinan atau agama sesukanya). Kebebasan di balik Hak Asasi Manusia (HAM).

Ramalan politik demokrasi yang akan datang akankah makin berjaya atau malah hancur tak berdaya?. Awal mula kehancuran demokrasi Indonesia adalah ketika tidak dapat dibedakan antara yang politikal dengan yang politik.

Politikal adalah ketika politik dijalankan secara rasional, dipahami sebagai negara yang diatur oleh konstitusi yang menjamin kesatuan geografis dari hukum, menghubungkan sejarah dan tradisi dari komunitas, dan menjamin integrasi antargenerasi. Sebagai ilmu yang patut di apresiasi.

Sedangkan politik adalah politik yang dijalankan semata-mata demi pengejaran kepentingan golongan, baik secara institusional maupun non-konstitusional. Pada saat ini umat Islam sangat sulit sekali menyampaikan hal-hal yang berbau politik. Ada yang bilang "jangan ngomongin politik di masjid". Kemudian ada yang bilang juga "Politik itu kotor, Islam itu suci". Begitulah politik dalam demokrasi dalam sistem kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan.

Diperlengkap dengan datangnya covid-19 membuat banyak spekulasi dan magement-management serta jadwal-jadwal yang berkaitan dengan ekonomi, dakwah dan dan politik, dll terpaksa harus dirubah secara cepat dan cermat. Masjid yang sejatinya tempat beribadah dan diskusi politik terpaksa harus ditutup dan dihentikan kegiatannya. Adakah intriks dibalik semua ini?wallahua'lam bisowab.

Politik dalam Islam sebenarnya bersih. Berbeda dengan politik yang dijalankan di sistem demokrasi sekarang ini. Pengertian politik dalam Islam dapat di artikan mengurusi urusan umat baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Sedangkan dalam demokrasi, politik hanya ingin meraup kekuasaan. Bila pelaku politik tersebut amanah dan yang dijalankan adalah Ideologi politiknya Islam, Insya Allah negara ini akan mendapatkan ridho dan keberkahan dari Allah SWT.

Pelaku politik dalam Islam ada 3:
1. Individu
2. Masyarakat/parpol
3. Negara.
Tugas individu dan masyarakat adalah muhasabah atau mengoreksi penguasa dan tugas negara adalah menjalankan dan menerapkan hukum Allah SWT & mengurusi umat. Jika ketiganya berjalan seiring dan seirama maka akan menjadi vortex.

Namun masalanya, di negara manakah saat ini yang menjalankan politik Islam secara sempurna? Tidak ada. Untuk mewujudkan hal tersebut harus ada sebuah institusi yaitu Khilafah yang menjalankan syariat Islam dalam pimpinan seorang Khalifah. Arti makna vortex adalah pusaran. Pusaran kekuatannya besar sekali bahkan bisa menggulung-gulung sekitarnya. Misalnya pusaran air atau pusaran angin tornado.

Contah lainnya yang gampang misalnya saat kita berada di dalam sebuah hajatan sebagai tamu undangan dan kita memperhatikan ada tamu lain yang seolah-olah sebagai pusat perhatian dikelilingi oleh orang-orang sekitarnya. Padahal dalam acara tersebut ada sang tuan rumah namun pesonanya masih kalah dengan si "vortex" ini. Nah begitu pula dengan khilafah sebagai politik islam, selalu menarik dan mampu menjadi pusaran dari segala macam permasalahan.

Hanya itulah solusi yang dapat mewujudkan politik Islam secara sempurna dan menyeluruh. Karena hal ini adalah warisan Rasulullah SAW yang telah terbukti Islam dapat memimpin 2/3 dunia selama kurang lebih 13 abad lamanya.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama