Jilbab : Tanda Cinta Sang Pencipta



Oleh Anita Irmawati
(Kontributor Muslimah Voice)

Pernyataan hijab tidak wajib bagi Muslimah dan festival No Hijab Day membuat kaum muslim dilanda gundah gulana. Hukum menutup aurat itu wajib dengan mengenakan jilbab sempurna bagi muslimah yang sudah baligh didepan non mahramnya. Namun pernyataan kontra dari salah satu tokoh membuat wanita muslimah dilema, pergolakan keyakinan dalam diri terjadi hingga pertentangan dengan pemahaman setelah hijrah tak dapat dipungkiri.

Kewajiban ini sudah jelas tertulis dalam Al Qur'an, dalilnya sudah dipastikan qath'i (pasti) tak ada keraguan sedikitpun.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. ( TQS. An-Nūr (24) : 31 )


يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, \"Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.\" Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
( TQS Al- Ahzāb (33) : 59 )

Dalil yang pasti membuat keraguan dalam diri, hijrah yang dulu bersinar terang, kini luntur dengan pernyataan dan festival anti hijab. Padahal jika ditelusuri lebih dalam, aturan ini merupakan aturan Sang Pencipta. Bukan hanya menggambil manfaat semata namun esensi menutup aurat adalah karena Allah semata, sebagai bukti ketaatan kepada-Nya.

Tanda cinta ini Allah tunjukkan langsung pada wanita. Bayangkan jika memakai hijab saja masih ada yang dilecehkan, bagaimana dengan wanita diluar sana yang mengumbar aurat secara bebas ?. Bayangkan berapa banyak sinar matahari menyerang ditengah siang hari yang terik hingga membakar kulit karena tidak berjilbab, apalagi siksaan tak berhijab di akhirat kelak yang kekal abadi, panasnya melebihi terik matahari siang di dunia.

Penciptaan itu cinta pada makhluknya, bukan mengekang kebebasan saat berjilbab, atau merepotkan saat beraktivitas. Namun pencipta itu melindungi segala bahaya pada wanita dengan kewajiban mengenakan jilbab. Jilbab itu tanda cinta sang pencipta. Masihkah ingin melanggar aturan-Nya yang menjaga?

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama