Oleh: Sherly Agustina M.Ag
(Revowriter Cilegon)
Dilansir oleh Republika.co.id, jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona tipe baru semakin meningkat. Berdasarkan data terbaru, sebanyak 724 orang meninggal dunia secara global, akibat virus corona hingga Sabtu (8/2). Angka ini melebihi angka kematian virus dari Sindrom Pernapasan Akut (SARS) pada 2002-2003 yang dalam delapan bulan menimbulkan kematian 774 jiwa.
Virus korona tipe baru atau 2019 nCoV ini jelas menyebar pada tingkat yang lebih cepat. Pemerintah Cina, melaporkan kematian baru akibat virus ini pada Sabtu pagi yakni 81 orang. Total jumlah kematian diprediksi jauh lebih tinggi, mengingat laporan sistem kesehatan yang tertampuk di Provinsi Hubei. Namun demikian, sebanyak 2.083 diyakini sembuh.
Virus juga telah menewaskan dua orang di luar Cina, yakni di Hong Kong, dan Filipina. Sebagian besar korban tewas baru terjadi di ibu kota provinsi Hubei, Wuhan, yang diyakini virus itu muncul pertama kali. Wuhan melaporkan 67 kematian baru pada Jumat, naik dari 64 pada Kamis. Total ada 545 orang di Wuhan yang tutup usia akibat virus itu sekarang.
Kasus-kasus baru yang terkonfirmasi di Wuhan meningkat sebanyak 1.985 pada Jumat dari 1.501 pada Kamis. Penyebaran yang cepat virus itu memaksa pemerintah China membangun sejumlah rumah sakit darurat yang antara lain dengan memanfaatkan gedung-gedung pameran, ruang auditorium dan bangunan berkapasitas besar sehingga menampung ribuan pasien yang terinfeksi korona. (08/02/20).
Mengetahui virus baru yang cepat menyebar dan mematikan, Prancis berencana untuk mengevakuasi warganya dari kota Wuhan di Cina, pusat epidemi virus corona yang mematikan. Sebuah pernyataan di laman web resmi konsulat Prancis di Wuhan mengatakan bahwa Prancis sedang mempertimbangkan dan menyiapkan layanan bis yang memungkinkan warga Prancis, pasangan dan anak-anak mereka meninggalkan Wuhan. (Republika.co.id, 26/01/20).
Kasus pertama virus corona terjadi pada 8 Desember 2019 lalu. Virus tersebut dengan cepat menyebar dan menyebabkan banyak orang terkena pneumonia akut. Pemerintah China menduga, virus tersebut bermula dari konsumsi hewan liar yang ada di pasar hewan di Kota Wuhan.
Negara lain di bulan Januari sudah mengambil kebijakan untuk mengevakuasi warganya yang ada di kota Wuhan dan melindungi warga yang ada di negaranya. Sementara Indonesia di bulan Januari belum bertindak apa-apa. Turis dari Cina diterima seperti biasa, dengan dalih bisnis. Padahal keselamatan rakyat lebih utama dari yang lain sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap rakyatnya.
Hal yang aneh, karena korban terus bertambah. Bahkan yang meninggal di bulan Januari hingga ratusan, logikanya ketika melihat dan mendengar kabar tersebut ada ketakutan virus tersebut mulai datang ke Indonesia dengan cara apa saja. Dan mulai berfikir apa yang harus dilakukan. Bukan mengedepankan bisnis dibanding keselamatan warganya. Negara lain panik evakuasi dan bagaimana caranya tidak terkena virus, Indonesia sibuk menerima turis Cina dengan dalih bisnis.
Akhirnya pemerintah Indonesia resmi membatasi kunjungan masuk dan kunjungan keluar Cina di tengah mewabahnya virus Corona di negeri Tirai Bambu itu. Hal ini diputuskan dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Ahad, 2 Februari 2020.
Tak hanya itu, pemerintah Indonesia juga melarang kedatangan semua pendatang yang tiba dari Cina dan sudah berada di sana selama 14 hari. Mereka untuk sementara tidak diizinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia.
Selain itu, Retno juga mengatakan kebijakan pemberian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrivals untuk warga negara Cina yang bertempat tinggal di daratan Cina, untuk sementara juga dihentikan.
Pemerintah Indonesia berhasil membawa pulang 237 WNI plus 1 WNA dari Provinsi Hubei, Cina. Mereka sebelumnya terisolasi karena penyebaran Virus Corona. Mereka langsung dibawa ke Natuna, Batam, Kepulauan Riau, untuk menjalani masa observasi selama 14 hari. (Tempo.co, 02/02/20).
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno beberapa waktu lalu menyambut 174 turis asal Kunming, China, di Bandara Internasional Minangkabau di tengah ramai bahaya virus Corona. Namun saat ini, Irwan mengatakan kunjungan turis dari China ke wilayahnya telah distop.
"Kalau seandainya pemerintah Indonesia sudah membuka, pemerintah China sudah bisa melepas, kita terima lagi. Kan sekarang oleh Indonesia pun sudah distop semua untuk yang kegiatan turis, sudah distop," kata Irwan di kantor Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng Barat, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020).
Dia menyebut pemerintah Sumbar akan mengikuti aturan dari pemerintah pusat yang telah menghentikan sementara penerimaan turis dari China. Namun, jika aturan itu nantinya dicabut, Pemprov Sumbar akan sangat terbuka menerima para turis China kembali.
"Kita kan bagian dari NKRI. Kan nggak mungkin daerah menyetop-nyetop, walau pusat membuka gimana, imigrasi dibolehkan, visa dikasih, terus gimana, kan nggak mungkin," sambungnya. (detikNews, 04/02/20).
Rasulullah bersabda, "Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu," (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Allahu A'lam bi Ash Shawab.[]