Novianti
(Praktisi dan Pengamat Pendidikan)
Masa muda adalah masa yang penuh gejolak, pencarian identitas diri, ingin menunjukkan eksistensi diri. Karenanya banyak yang memaklumi jika anak muda pacaran, kongkow di pinggir jalan, keluar masuk cafe, kebut-kebutan hingga terjadi pelanggaran syariat islam. Persepsi seperti ini muncul dari barat dan wajar karena mereka tidak punya landasan agama saat membesarkan anak.
Tapi islam mendudukkan anak muda sebagai sosok yang berpotensi besar. Dengan semangatnya yang membara, tenaga masih kuat, pikiran masih fresh dan tekad yang kuat, anak muda adalah sosok penting yang bisa berkontribusi bagi umat.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”
Para pemuda pada setiap umat adalah tulang punggung di setiap masa. Mereka adalah unsur pergerakan dan dinamisasi. Tidak akan bangkit suatu umat kecuali jika para pemudanya memiliki kepedulian dan semangat membangun umat.
Dengan kekuatan-kekuatannya yang dimiliki, jika para pemuda ini tidak diarahkan, mereka bisa menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Jika mereka tidak disibukkan dengan sesuatu yang bermanfaat, mereka akan disibukkan dengan sesuatu yang batil.
Inilah yang menjadi salah satu penyebab banyak anak muda terkena narkoba, terjerumus sex bebas,kebut kebutan di jalanan, bahkan terlibat dalam berbagai tindakan kriminal. Ini adalah cara untuk menunjukkan eksitensi dirinya namun dengan cara yang tidak benar. Minimnya pemahaman agama, rendahnya kontrol orang tua, pengaruh teman, lingkungan yang penuh dengan maksiat adalah kombinasi yang melingkupi para anak muda sehingga mereka salah mengambil jalan.
Karenanya, saatnya mereka tidak hanya dijadikan sebagai penerima dan penonton, tapi berikan ruang agar mereka jadi pelaku. Berbagi ilmu dari yang mereka punya, memberi dari yang mereka bisa. Waktu dan energi mereka disibukkan dengan hal-hal bermanfaat.
Konstatinopel ditaklukan oleh pemuda bernama Muhammad Al Fatih di usia 21 tahun. Orangtuanya telah membangun visi Muhammad Al Fatih sebagai penakluk sejak dilahirkan. Bisyarah Rasulullah menjadi motivator terkuat dari visi ini. "Kota Konstatinopel akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan."
Visi besar menghantarkan anak muda Muhammad Al Fatih menjadi sebaik baik pemimpin. Lalu apa visi pada anak-anak kita? Sudahkah mereka menemukan visi besar tentang diri mereka?
Menyibukkan anak-anak muda dalam hal-hal bermanfaat adalah salah satu misi untuk mewujudkan visi besar akan umat ini di masa datang. Ada bisyarah Rasulullah yang bisa kita bangun pada anak-anak kita. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Kota manakah yang dibebaskan lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?” Kemudian Rasul menjawab, “Kotanya Heraklius dibebaskan lebih dulu, yaitu Konstantinopel,” (HR. Ahmad).
Hadis di atas mengandung kabar gembira dari Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bahwa umat Islam kelak akan berhasil membebaskan Roma. Namun tidak ada penyebutan kapan dan siapa aktornya. Bukan tugas kita untuk mencari tahu kapan dan menunggu. Tapi menyiapkan diri dan menjadi bagian dari yang memperjuangkannya hingga Allah mentakdirkan pada masanya. []