Oleh: Wafi Mu'tashimah
(Siswi SMAIT Al-Amri)
Pemuda itu identik dengan buku dan pena. Semangat belajar dan mengelana. Entah tuk ilmu nan jauh dimata. Ataupun untuk lelaki yang dicinta. Meskipun ia adalah seorang wanita, tetaplah ilmu yang dicarinya. Tak mau kalah dengan para lelaki semasanya.
Tapi, para wanita saat ini telah dirusak moralnya oleh budaya liberal kaum barat. Mereka yang seharusnya belajar tuk masa depan, malah bekerja tak karuan. Mulai dari penjual koran, pengamen jalanan, hingga pelacur tuk kelas bangsawan. Miris kan?
Baik buruknya suatu peradaban dilihat dari kaum hawanya. Kenapa? Karena melalui rahim merekalah lahir tonggak peradaban. Dari tangan mereka pula, akan muncul generasi penerus bangsa. Wanita sebagai seorang ibu adalah tempat pendidikan pertama bagi anak. Darinya, tercipta karakter yang khas pada si anak. Baik atau buruknya tergantung dari didikan yang diberikan.
Ibu yang baik, tergambardari masa mudanya. Saat masa mudanya dipenuhi dengan iman dan taqwa, pasti ia akan menjadi ibu yang tangguh. Tapi, jika masa mudanya dipenuhi dengan foya-foya, maka ia telah merusak masa depanya dan juga masa depan para calon pengisi peradaban. Benar kan?
Kita perlu ingat dengan perkataan Eyang Dirgantara kita, Bj Habibie.
"Ketika muda kita habiskan dengan bermalas-malasan maka tua juga akan malas-malasan, lalu tak terasa esok mati, namun kalau kita banyak belajar dan banyak analisis maka saat ia tua ia akan menang".
Maka, oleh karena itu tidak hanya seorang laki-laki yang harus bersungguh-sungguh dimasa mudanya, tapi para pemudinya juga. Ingatlah, bahwa dibalik pemuda-pemuda seperti Muhammad Al-Fatih sang penakluk Konstantinopel, Ibnu Sina yang telah pandai ilmu pembedahan sedari muda, dan para pemuda yang lainnya ada seorang ibu yang tangguh, yang pasti tak kalah hebatnya dari anak-anak mereka. Dan kehebatan para ibu ini, terbentuk dari masa mudanya yang cemerlang.
Yang terakhir, bertepatan dengan peringatan takluknya konstantinopel seminggu yang lalu, dan terealisasinya janji nabi SAW. dengan takluknya Kota Heraklius, kita diingatkan dalam sebuah hadist saat beliau ditanya, "Diantara 2 kota ini, manakah yang akan ditaklukkan terlebih dahulu: Konstantinopel ataukah Roma?", Beliau menjawab "kota Heraklius ditaklukkan terlebih dahulu, yaitu Konstantinopel." (HR. Amad, Ad-Darimi dan Al-Hakim).
Dibalik Muhammad Al-Fatih sang penakluk Konstantinopel, dia adalah seorang pemuda yang dibelakangnya juga ada seorang ibu. Seorang ibu yang berhasil menciptakan karakter pemuda yang begitu hebatnya. Pemuda yang berhasil merealisasikan janji Rasulullah SAW. Sedangkan saat ini, umat sedang menunggu terwujudnya janji rasul yang satunya, yakni takluknya Roma ditangan para pemuda kaum muslimin.
Maka, disinilah letak andil kaum wanita. Meskipun mereka tidak bisa memanggul senjata, tapi mereka dapat mendidik dan menghasilkan generasi-generasi penerus sultan Muhammad Al-Fatih serta pasukan terbaiknya. Generasi yang kelak akan mewujudkan impian ummat akan takluknya Roma ditangan kaum muslimin.
Dan khusus untuk kaum hawa yang masih muda. Jangan minder, karena kalian masih bisa ikut andil saat penaklukan Roma. Dengan cara menjadi penanggung jawab logistik dan kesehatan. Karena semua laki-laki wajib memanggul senjata, tidak ada yang mengurusi logistik. Maka, semuanya diserahkan kepada para wanita. Tapi, kita harus ingat pasukan ini adalah pasukan terbaik. Pasukan yang masa mudanya hanya dihiasi dengan iman dan taqwa. Yang selalu diisi dengan ibadah kepada Allah SubhanAllahu Wa Ta'ala.