Rindu Tak Terbalas



Tasya
(Pelajar)

Kamu rindu, tapi dia enggak. Kamu peduli, tapi dia bodoamat. Gimana rasanya? Sakit?

Jika hal seperti itu saja membuat hatimu teriris, lantas bagaimana dengan hati Rasulullah?

Rasulullah selalu merindukan kita, ummatnya. Bahkan menyebut kita sebagai saudaranya. Dalam suatu hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, suatu hari Rasulullah SAW berkata kepada Abu Bakar r.a “Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku). Sahabat Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu berkata “Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:“Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku, Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku.”

Coba kita tilik kembali sejarah, disaat Nabi pergi ke Thaif untuk berdakwah, penduduk di negeri tersebut justru menyambut ajaran beliau dengan lemparan kotoran dan batu hingga tubuh beliau berdarah - darah. Tetapi lihatlah keagungan akhlaknya, bukan hujatan dan makian yang keluar dari lisan beliau melainkan do'a yang tulus kepada Rabb nya. Berharap akan tercipta dari tulang - tulang sulbi para penduduk tersebut generasi yang mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Sungguh besar rasa cinta Rasulullah pada kita, hingga saat sebelum wafatnya pun, yang terucap adalah " Ummati.. Ummati.. " yang berarti ummatku, ummatku..

Rasul mencintai kita, lantas sudahkah kita membalas cintanya rasul?

Sungguh, jika kita benar - benar cinta pada Rasul maka haruslah kita buktikan dengan menerapkan syari'at yang beliau bawa dalam setiap sendi kehidupan kita.

Betapa hancur hati para pecinta, apabila nama yang kita cintai di nista. Betapa geram hati para pecinta jika syari'at yang beliau perjuangkan dengan tetesan darah menjadi bahan olok - olok sekelompok oknum yang bahkan tak pernah tau ilmu syar'i dan siroh nabawiyah.

Jika tanganmu tak dapat mencegah, dan lisanmu tak dapat membela, setidaknya gerakkan hatimu untuk berdo'a

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama