Oleh: Indah Yuliatik
Kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah yang utama. Program-program kesehatan dibentuk Pemerintah daerah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Pemerintah pusat tidak kehilangan cara untuk meningkatkan Program-program tersebut, dengan memberikan penghargaan Swasti Saba wistara kepada pemerintah daerah melalui kementrian RI. Kelayakan kesehatan masyarakat menjadi barometer penghargaan ini.
Dikutip dari laman berita Pacitan.com(20/11/19), Kabupaten Pacitan, Jawa Timur menerima penghargaan Swasti Saba wistara Kabupaten/Kota Sehat dari Kementerian Kesehatan RI. Penghargaan tersebut diterima Bupati Pacitan Indartato di Gedung Sasana Bhakti Praja kantor Kemendagri.
Sebelum mendapatkan penghargaan ini, Pacitan sempat terkena wabah penyakit hepatitis A selama beberapa bulan. Bahkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) sempat disematkan di Pacitan akibat mewabahnya penyakit ini. Lalu, mengapa Pacitan mendapatkan penghargaan Kabupaten Sehat?
Penghargaan Swasti Saba Wistara sejatinya diberikan kepada kabupaten kota sehat (KKS) yang melibatkan banyak lintas sektor dan lintas program melalui Tatanan dalam KKS. Ada 7 tatanan KKS, yaitu Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum; Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib dan Pelayanan Transportasi; Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat; Kawasan Pariwisata Sehat; Kawasan Pangan dan Gizi; Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri; serta Kehidupan Sosial yang Sehat.
Nyatanya, di Kabupaten Pacitan masih terdapar adanya ratusan ribu warga miskin, sarana dan prasarana yang tidak memadai, banyaknya cafe dan tempat hiburan malam hingga memicu penyakit sosial, juga sarana transportasi yg masih bermasalah belum bisa menjangkau hingga ke pedalaman. Penghargaan ini lebih terkesan tanda tanya, melihat masih banyaknya problem kesehatan di Kabupaten Pacitan.
Pasca KLB Hepatitis A pertengahan tahun ini, masih menunjukkan rendahnya higienitas dan sanitasi warga yang masih memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK. Hal ini menunjukkan wujud kemiskinan yang nyata di Kabupaten Pacitan. Apalagi jika dikaitkan dengan standart KKS lainnya, semakin menambah absurd.
Penghargaan Swasta Saba Wistara yang mengacu pada KKS hanyalah alat untuk mengalihkan kegagalan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mensejahterakan rakyat. Karena acuan kelayakan yang tidak jelas terwujud di lapangan. Kesejahteraan hakiki tidak mungkin diperoleh dari sistem kapitalisme, yang tidak menjadikan perawatan dan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan utama dalam pemerintahan. Sistem ini hanya menjadikan setiap lini kehidupan berlandaskan manfaat ekonomi semata.
Rasulullah Saw. bersabda:
“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).
Seorang pemimpin merupakan pengurus rakyat dan bertanggung jawab atas kemaslahatan rakyat. sebagai para pemimpin yang diserahi wewenang untuk mengurus kemaslahatan rakyat, akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT kelak pada hari kiamat, apakah mereka telah mengurusnya dengan baik atau tidak.
WaAllahu'alam bishowab.[]