Oleh: Nur Rahmawati, S.Pd
(Guru dan Pemerhati Kebijakan)
Staf kepresidenan Moeldoko mengusulkan agar satu keluarga memelihara ayam untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Ia mengatakan pemenuhan gizi anak bisa dilakukan dengan memberi asupan telur dari ayam yang dipelihara tersebut. (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191115134801-20-448667/moeldoko-usul-1-keluarga-pelihara-ayam-untuk-atasi-stunting/
Menurutnya gizi yang diberikan sejak usia dini dapat menekan angka stunting alias gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis pada seribu hari pertama.
"Perlu setiap rumah ada (memelihara) ayam, sehingga telurnya itu bisa untuk anak-anaknya," kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Jumat (15/11).
Dalam hal ini kegagalan tumbuh kembang anak tidak bisa diselesaikan dengan pemeliharaan ayam disetiap rumah begitupun
pemenuhan gizi anak tidak hanya dengan mengkonsumsi telurnya saja, namun mereka membutuhkan asupan buah dan sayur mayur.
Seiring menguatnya desakan banyak pihak agar pemerintah serius menurunkan angka stunting, menteri Moeldoko didukung Mentan akan meluncurkan gerakan nasional piara 1 ayam tiap rumah. Dengan itu diharapakan terselesaikan masalah gizi buruk yg dialami keluarga miskin.
Namun dalam hal ini pemeliharaan ayam membutuhkan modal, sedangkan bagi masyarakat kita masih banyak minim penghasilannya. Faktanya bagi keluarga miskin untuk memelihara satu ayampun butuh modal seperti pakannya, kandangnya, pasangannya untuk bertelur, yang tidak murah bagi mereka. Justru menambah beban pemeliharaan bagi keluarga miskin. Apakah ini solusi ?
Sepatutnya Negara tidak sekedar membuat gerakan nasional yg bertumpu pada keaktifan anggota masayarakat menjalaninya. Namun Negara dituntut membuat kebijakan menyeluruh menghapus kemiskinan dengan pengelolaan yg benar terhadap Sumber Daya Alam (SDA ) memaksimalkan pemberian layanan kebutuhan masyarakat secara gratis berkualitas.
Mengandalkan pada gerakan nasional menjadi ukuran makin lepasnya tanggung jawab terhadap pemenuhan kemaslahatan umat.
Didalam Islam tidak ada umat kekurangan gizi ataupun mengalami kemiskinan, jika pemerintahnya dapat mengurusi rakyat dengan baik sehingga masalah stunting tidak akan pernah terjadi jika dilakukan pencegahan dan perhatian nyata dari pemimpin umat. Seperti hal nya yang dilakukan Khalifah Umar bin Khatab, beliau tidak dapat tidur nyenyak bila masih terdengar ada umatnya yang masih kelaparan, maka dengan sigapnya beliau memberikan makanan kepada rakyat miskin.
Begitulah kepemimpinan Umar bin Khatab dalam menjalankan tugasnya semata-mata rasa takutnya beliau kepada Allah SWT, sehingga umat nya tidak lagi ada yang kesulitan. Sosok seperti beliaulah yang selalu dirindukan umat. Wallahualam Bishowab.[]