Parayaan Tahun Baru? Nggak Penting Banget!



Oleh : Septa Yunis
(Analis Muslimah Voice)

Hai gaes.. nggak terasa ya udah mau berakhir aja tahun 2019, dan kita akan menyongsong tahun baru 2020. Cepet banget ya sepertinya baru kemarin kita masuk tahun 2019. Btw.. ngomongin pergantian tahun, di hampir setiap negara pasti bakal merayakan malam pergantian tahun masehi, tak terkecuali di negara kita. Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Sebagai remaja/pemuda pasti kita ada gejolak rasa ingin juga mengikuti hingar bingar perayaan tahun baru. Dengan segala keriuhan, pesta pora diiringi sorak sorak bergembira dan suara teroret ehhh..terompet. Dan semua itu dilakukan di tengah malam. Oya tidak ketinggalan setiap perayaan tahun baru pasti ada yang namanya pesta kembang api. Berapa rupiah itu yang dikeluarkan untuk kembang api yang kemudian hangus sia-sia. Entahlah.

Selain hal yang sia-sia, malam perayaan tahun baru juga merupakan tradisi orang yahudi. Islam tidak pernah mengajarkan merayakan tahun baru masehi. Coba deh kita renungkan apa sih untungnya perayaan tahun baru itu? Jawabannya, ngga ada untungnya sama sekali, mubadzir iya. Gaes, janganlah kita menggabungkan diri dalam kelompok orang-orang yang haus hiburan, salah satunya yaitu orang yang terjebak dalam kehidupan yang hedonis (hura-hura). Gaes, banyak yang tau ya kalau negara kita ini mayoritas muslim, tapi kenapa banyak yang terjebak dalam kehidupan yang hedonis, ngga menjalankan syariat Islam, melanggar aturan Islam? Apa mereka ngga takut Allah ya kira-kira?

Gaes, emang ya sudah banyak pemyimpangan ketika kita tidak menjalankan syari’at Islam secara menyeluruh. Salah satunya mengikuti hingar bingar malam perayaan tahun baru. Perayaan tahun baru sudah menjadi event rutin tahunan dan sebagai puncak hedonisme (hura-hura) yang menjadi salah satu ciri khas masyarakat kapitalis yang sekular. Hal tersebut dikarenakan mereka sudah terjangkiti virus permisif yang artinya serba boleh. Gaes, ini bukan sekedar virus ringan lhooohh. Permissif ini salah satu penyebab kemaksiatan. Salah satu indikasinya, pergaulan bebas meraja lela, free sex dimana-mana. Dan yang lebih bikin miris, di setiap menjelang malam pergantian tahun penjualan kondom laris manis dipasaran.

Dilansir dari VIVAnews.com (27/12/2019) Menjelang malam pergantian tahun, ada barang yang laris terjual selain terompet; alat kontrasepsi alias kondom. VIVAnews mendatangi salah satu toko swalayan, Alfamart, di Jalan Adisucipto, Kubu Raya, Kalimantan Barat. Seperti di toko lain, swalayan ini juga menjual kondom. Jumlahnya lumayan banyak. Salah satu karyawan toko yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, ada enam merek kondom yang dijual di tempatnya bekerja. Kondom yang terjual sejak 22 Desember 2019 sudah ada 20 kotak. Dan yang paling banyak dibeli jenis tisu super magic.

Inilah akibatnya ketika islam hanya dijadikan agama ritual saja, tidak dijadikan aturan dalam hidup. Kerusakan bisa terjadi dimana-mana. Gaes, sebagai generasi muda lebih tepatnya Agent of change, kita harus bisa membawa perubahan untuk negeri ini. Agar masyarakat kita tidak terjebak dalam kehidupan yang hedonis. Dengan apa? Jawabnya simple, yaitu dengan islam. Penerapan Islam yang kaaffah akan menjadikan masyarakat taat syariat, dan tidak terjebak dalam kehidupan yang hedonis. Penerapan syariat islam tidak akan bisa terwujud di dalam sistem sekular bin kapitalis ini. Islam hanya akan tegak dalam dalam satu kepimpinan. Sobat saatnya kita bersatu, bergerak untuk kebangkitan Islam. Yuk gabungkan diri pada barisan pejuang Islam yang tangguh.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama