Dunia Islam Terdiam Atas Kebiadaban Cina Terhadap Muslim Uighur



Oleh Puji Ariyanti
(Ibu dan Pemerhati Generasi)


Hampir di seluruh belahan dunia, umat Islam sedang mengalami penindasan. Di Palestina, Suriah, Afrika Tengah, Somalia, Myanmar (Rohingya), Cina (muslim Uighur), Afghanistan, Pakistan, Thailand (Pattani),Filipina (Moro), Iraq dan di negara-negara lainnya, darah umat Islam ditumpahkan tanpa harga.

Saat ini muslim Uighur mengalami kekerasan, kezaliman luar biasa, pembantaian, serta berbagai macam penyiksaan terus dirasakan oleh muslim Uighur di Xinjian. Bahkan pemerintah Cina mengirim jutaan muslim Uighur dan Kazakh ke kamp-kamp konsentrasi ilegal.

Mereka dipaksa untuk meninggalkan akidahnya, dan dipaksa memakan makanan haram. Mereka dipaksa pula mengadopsi ateisme dan diminta berjanji untuk setia pada negara Cina. Dan masih banyak lagi kekejaman lainnya.

Tindakan keras pemerintah Cina terhadap etnis minoritas Muslim Uyghur telah mendapat kecaman Internasional. Namun beberapa suara yang sebenarnya signifikan, yakni dari negara-negara Muslim malah nyaris tak terdengar. PBB memperkirakan sekitar 1 juta warga dari etnis Uyghur, Kazakh dan minoritas lainnya diduga telah ditahan di Xinjiang barat laut Cina sejak 2017.

Fakta diamnya dunia Islam terhadap kekejaman Cina terhadap Muslim Uighur, juga derita Muslim Rohingya dan Palestina menegaskan bahwa dunia Islam tak punya pelindung.

Bahkan Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman mendukung penggunaan kamp pendidikan ulang untuk populasi muslim di Cina. dilansir NewsWeek (22/2/2019).

Indonesia pun sebagai negeri muslim terbesar tidak bisa memberikan perlindungan dan pembelaan untuk menyelamatkan saudaranya. Mereka berdalih tidak berhak ikut campur dalam permasalahan ini karena itu merupakan masalah dalam negeri Cina. Demikian kata Jusuf Kalla wakil Presiden kala itu. (17/12/18)

Bahkan Indonesia sebagai pemimpin ASEAN maupun anggota Dewan Keamanan pun tidak berpengaruh terhadap sikap pembelaannnya. Indonesia tidak mempunyai nyali, bahkan sekedar kecaman saja tidak punya keberanian. Sikap Indonesia sangat kontras jika masalah-masalah berkaitan umat muslim lainnya, seperti konflik Israel-Palestina dan etnis minoritas Rohingya di Myanmar.

Mengapa demikian? Cina yang saat ini telah memainkan peran Internasional, menurut American Enterprise Institute telah memberikan Investasi kesejumlah negara termasuk Indonesia sebesar AU$121,6. Pun juga berinvestasi di industri minyak dan gas milik negara Arab Saudi dan Irak, serta menjanjikan investasi berkelanjutan di seluruh Asia, Afrika, dan Timur Tengah.(TEMPO.CO 24/12/ 2018).

Di sini nampak jelas, jika ada negara-negara yang memiliki kepentingan politik terhadap Cina. Dia bungkam atas kazaliman Cina, ataukah  bersuara lantang atas tindakan Cina yang melanggar HAM tersebut, itu semua bergantung pada keinginan dan tujuan politik masing-masing Negara. Negara mana yang sangat keras mengecam kekejian Pemerintah Cina, ataukah sebaliknya teramat lunak.

Seperti negara Amerika Serikat, secara terbuka mengecam tindakan Pemerintah Cina di wilayah tersebut. Di sini jelas ada kepentingan Amerika ketika mengecam kebiadaban Cina.

Amerika memberikan pukulan telak  atas isu perang dagang perekonomian yang dilakukan Cina atas Amerika. Amerika "meminjam tangan" Wall Street journal untuk membongkar kebiadaban Cina terhadap Muslim Uighur. Jelas bukan? mengapa Amerika bersuara atas Muslim Uighur? Karena tidak ada sejarahnya Amerika peduli terhadap muslim yang menjadi ancaman baginya dalam menguasai kapitalis-sekuler. 

Bila ada negeri kecil yang jauh di Afrika Barat (Gambia) menunjukkan protes dan menggugat kekejaman Myanmar terhadap Rohingya melalui lembaga dunia, seharusnya menggugah seluruh dunia Islam untuk bersikap lebih baik sebagai manifestasi ukhuwah Islamiyah.

Sayangnya, itu tidak pernah terjadi karena beragam alasan. Umat Islam tidak memiliki junnah yakni Khilafah yang mampu melindungi umat yang tertindas. Hanya Khilafah Islamiyah yang mampu menujukkan gelar "Khoiru Umah'' yang memiliki kekuatan politik yang mampu memobilisasi kekuatan umat Islam untuk melakukan jihad fii sabilillah.

Cina ataukah Amerika hanya membagi wilayah dagang atas negara jajahan. Sejatinya mereka adalah pendeki Islam yang sama-sama melakukan kezaliman. Maka umat harus menyadari, tidak bisa dihentikan penindasan terhadap muslim sampai tegaknya khilafah Islamiyah.[]

Wallahu'alam Bissawab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama