Kembalinya Mahasiswa Sebagai Agent of Change




Oleh: Endang Setyowati
(Kontributor Muslimah Voice)

Beberapa hari terakhir, publik di kagetkan dengan pergerakan mahasiswa yang menduduki kantor DPR maupun DPRD di beberapa wilayah di Indonesia. Mereka menyuarakan aspirasinya.

Mahasiswa telah jenuh dengan berbagai masalah di negeri ini, mulai naiknya TDL,  BBM hingga iuran BPJS, hutang yang semakin menggunung, maraknya kasus korupsi serta terbaru adalah revisi UU KPK yang melemahkan fungsinya.

Yang mana sistem yang diterapkan di negeri ini merestui untuk memalak serta membungkam rakyat dengan berbagai cara. Di berbagai daerah mahasiswa mengeliat bangun dari tidur panjangnya, di Riau, Malang, Jakarta dan yang lainnya, setelah sekian lama pasca revormasi 98.

Salah satunya tagar #GejayanMemanggil terus bertahan dalam daftar trending papan atas media sosial Twitter Indonesia.(detikINET, 23/9/2019).

Mereka bersatu dan berkumpul untuk melakukan protes terhadap kebijakan pemerintah. Massa yang mengikuti aksi 'Gejayan Memanggil' terus berdatangan.
Mereka bergerak menuju ke lokasi aksi di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Yogyakarta.

Ada sejumlah lokasi yang menjadi titik kumpul para mahasiswa, di antaranya gerbang utama kampus Universitas Sanata Dharma, Bundaran UGM, dan titik-titik kumpul di masing-masing kampus.

Sementara itu, titik kumpul pusat berada di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kini ribuan mahasiswa sudah mulai memadati kawasan tersebut.

Demonstasi Gejayan Memanggil ini dilandasi oleh penilaian bahwa politik Indonesia saat ini sedang dikuasai oleh kelas borjuis yang oligarkis (pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu). Penguasaan oligarki oleh kelas borjuis, menurut mereka, tercermin dalam pasal-pasal di RUU KPK, RUU KUHP, dan sederet program legislasi lainnya. RUU KPK telah disahkan DPR menjadi Undang-Undang pada 17 September 2019. Detiknews (23/9/2019).

Ini semua bermula dari sistem demokrasi kapitalisme yang dianut negeri ini, sehingga negeri ini mengalami berbagai masalah yang silih berganti dan tiada solusi. Solusi yang mereka hadirkan hanyalah solusi tambal sulam yang tidak bisa mengakhiri hingga ke akarnya.

Karena kapitalisme  telah menguasai negeri ini, Serta para pemimpin yang telah menghianati amanah rakyat.
maka tidak heran ketika berlaku hukum "siapa yang kuat, dialah yang menang".

Begitupun juga dengan kekayaan negeri ini yang hanya dikuasai oleh segelintir orang, yaitu para konglomerat. Yang mana akan selalu haus dan tidak akan pernah kenyang menikmati hasil negeri yang melimpah ruah.

Memang sudah semestinya mahasiswa menjadi penyambung lidah rakyat, menjadi garda terdepan dalam perubahan, membela keadilan. Diharapkan dengan bangkitnya mahasiswa, akan bergerak untuk mengganti sistem yang ada saat ini.

Mahasiswa juga harus mempunyai pemikiran yang cemerlang, agar tidak dimanfaatkan oleh pihak yang ingin mengail di air yang keruh.

Sudah seharusnya mahasiswa menjadi agent of change, yang membawa seperangkat solusi solutif untuk setiap permasalahan negeri ini dengan memakai seluruh aturan sang pencipta dan pengatur manusia.
Yaitu aturan Allah SWT secara kaffah.

Wallahu a'lam bi ash showab

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama