By: Aisyah Qurrota Ayun (Pemerhati Pendidikan dan Sosial)
Sungguh miris, guru yang seharusnya menjadi pendidik juga panutan bagi murid-muridnya malah melanggar etika dan norma agama. Bahkan sebagian dari mereka sudah tidak merasa malu atas tindak kriminal yang sudah dilakukannya.
Dirilis dari TribunNews.com, masyarakat Serang-Banten kembali dikejutkan oleh kasus tindak asusila antara guru dan murid. Guru yang terlibat adalah 1 Guru PNS dan 2 Guru Honorer. Lebih mengejutkannya lagi, guru yang melakukan tindak asusila ini masing-masing telah berkeluarga dan mempunyai 2 orang anak. Menurut Kapolres Serang, tindak asusila ini diawali dengan saling curhat via whatsapp. Seiring intensitas curhat yang semakin sering, mulailah mereka menjalin hubungan khusus yaitu ‘pacaran’ pada bulan November 2018 lalu. Tidak hanya itu, 3 guru dan ketiga muridnya itu sudah menjalin hubungan badan bahkan di area sekolah seperti ruang kelas, lab komputer, dan semak-semak belakang sekolah hingga salah satu dari ketiga siswa itu hamil.
Hubungan antara guru sebagai pendidik dan murid sebagai penuntut ilmu tidak seharusnya berujung miris seperti kasus di atas. Perlu di tegaskan lagi, bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom termasuk antara guru dan murid, baik di dunia maya maupun nyata di perbolehkan selama memenuhi 2 syarat. Pertama, terdapat kebutuhan khusus yang telah di perbolehkan oleh syariat Islam seperti jual beli, pengobatan, pendidikan, dll. Kedua, apa-apa yang diucapkan dalam interaksi itu tidak melanggar syariat islam. Oleh karena itu, jika tidak memenuhi kedua syarat itu, maka tidak diperbolehkan bagi laki-laki dan wanita yang bukan mahrom untuk saling berinteraksi.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا [الإسراء/32]
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS Al-Israa’/ 17: 32).
Jika di analisis lebih lanjut, pokok permasalahan penyebab kasus di atas adalah di agungkannya sekulerisme dan kebebasan serta disingkirkannya keimanan juga ketaqwaan. Berbagai praktek kebebasan di legalkan dan pemicu syahwat di sebar luaskan. Sedang pemerintah tidak memberi tindakan yang berkontribusi untuk mencegah adanya tindak kriminal. Terlebih lagi sistem yang rusak tidak lagi sanggup menjadi benteng untuk berlindung. Keadaan ini mendukung peluang kejahatan semakin melebar, seiring intimnya interaksi laki-laki dan perempuan yang tidak terkendali. Segala fakta ini menjadi bukti nyata bahwa sekulerisme dan kebebasan tidak menghasilkan keamanan dan kenyamanan.
Lain cerita jika laki-laki dan perempuan memiliki keimanan dan ketaqwaan. Berbekal ketaqwaan itulah yang menjadikan interaksi laki-laki dan perempuan terjaga.
Rasullullah Shallahu Alaihi Wassallam bersabda:
« لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ، وَلاَ تُسَافِرَنَّ امْرَأَةٌ إِلاَّ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ »
Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan dan janganlah seorang perempuan bepergian kecuali bersama perempuan itu mahram (HR al-Bukhari)
Itu adalah bukti bahwa syariat islam telah menjaga betul interaksi laki-laki dan perempuan. Islam melarang ikhtilat atau bercampur baur bagi laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom, menyeru kepada para perempuan agar menutup aurotnya dengan sempurna, dan menyeru kepada laki-laki untuk menjaga pandangannya. Selain itu, dalam Islam, negara berkewajiban untuk menerapkan syariat islam serta menertibkan interaksi laki-laki dan perempuan. Negara bekewajiban pula membina agar ketaqwaan dan keimanan rakyatnya terjaga termasuk dengan senantiasa mengajarkan syariat Islam pada mereka. Tidak hanya itu, Islam juga menerapkan sanksi bagi siapapun yang melanggar aturannya. Dengan demikian, tidak ada lagi yang berani melakukan tindak kriminal. Toh pun ada, maka sanksi ini akan memberi efek jera bagi pelakunya dan yang mau melalukannya.
Hal ini membuktikan bahwa sekulerisme dan kebebasan telah gagal. Terlebih dalam menjaga kehormatan antara laki-laki dan perempuan. Sudah saatnya sekulerisme dan kebebasan yang mencengkram digantikan dengan Islam yang memuliakan.
masyaa Allah, tabarakallah
ردحذفAamiiin
حذفAamiin ya allah
ردحذفAamiin.. Takbir,allahu akbar..
ردحذف